ILMU DALAM PANDANGAN ISLAM
Secara bahasa pengetian ilmu adalah lawan kata boleh/jahl. Sedangkan secara istilah berarti sesuatu yang dengannya akan tersingkap secara sempurna segala hakikat yang dibutuhkannya. Para ulama banyak memberikan definisi tentang ilmu, diantaranya :
- Imam Raghib Al-Ashfahani berkata dalam kitabnya Al-Mufradat Fi Ghoribil Qur’an, “Ilmu adalah mengetahui sesuatu sesuai dengan hakikatnya. Ia terbagi menjadi dua; pertama, mengetahui inti sesuatu itu dan kedua adalah menghukumi adanya sesuatu pada sesuatu yang ada, atau menafikan sesuatu yang tidak ada”.1
- Imam Muhammad bin Abdur Rauf Al-Munawi berkata, “Ilmu adalah keyakinan yang kuat yang tetap dan sesuai dengan realita”. Atau, ilmu adalah tercapainya bentuk sesuatu dalam akal.
Adapun menurut syari’at yang dimaksud dengan ilmu adalah pengetahuan yang sesuai dengan petunjuk Rasulullah SAW dan diamalkan, baik berupa amalan hati, amalan lisan, maupun amalan anggota badan.2
Dalam pengertian syari'at, ilmu yang benar adalah yang diperoleh berdasarkan sumber yang benar (yaitu Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW yang disebut juga ayat-ayat syar'iyah; dan penelitian terhadap tanda-tanda kekuasaan Allah di alam semesata yang disebut juga ayat-ayat kauniah), melahirkan rasa ketundukan kepada Allah, dan diamalkan. Sebagaimana firman Allah:
Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya hanyalah ulama. (Q.S. Fathir : 28)
Shahabat Ali bin Abi Tholib berkata : “Sesungguhnya yang disebut orang alim adalah orang yang beramal dengan ilmunya dan ilmunya sesuai dengan amalnya.”3 SedangkanAbdullah bin Mas’ud mengatakan, Ilmu itu bukanlah dengan banyaknya perkataan, namun ilmu adalah banyaknya rasa takut kepada Allah".
Seluruh shahabat Nabi SAW telah bersepakat bahwa orang-orang yang mempunyai ilmu, namun tidak mengamalkan ilmunya, maka sejatinya ia adalah orang bodoh.4 Orang yang mengetahui perbuatan zina itu haram, namun tetap berbuat zina, adalah orang yang bodoh dan tidak berilmu, sekali pun ia adalah seorang doktor, profesor, ustadz, kiai, atau ulama panutan. Sebagaimana doa nabi Yusuf agar diselamatkan dari godaan istri penguasa Mesir yang mengajaknya berzina:
Yusuf berkata: "Wahai Rabbku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan dari padaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh." (QS. Yusuf [12]: 33)
Demikian pula orang yang mengetahui bahwa shalat itu wajib, namun ia tidak mau menunaikan shalat, maka sejatinya ia adalah orang yang bodoh, walaupun bergelar doktor atau kiai. Kesimpulannya, orang yang mengetahui ilmu tentang kebenaran, namun tidak mau mengamalkannya, adalah orang-orang bodoh dalam pandangan syari'at.
(QS. Al-Baqarah [2] :67, Hud [11] : 46
Disyari'atkannya Thalabul Ilmi
Banyak ayat Al-Qur'an maupun hadits-hadits Nabi yang memerintahkan agar kita menuntut ilmu, di antaranya:
- Firman Allah SWT:
Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi semuanya (kemedan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk member! peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. (QS. At-Taubah [9]: 122)
- Firman Allah:
"Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang menciptakan" (QS. Al-Alaq [96]: 1)
- Sabda Nabi SAW :
"Menuntut ilmu adalah wajib atas setiap muslim" 5
Klasifikasi Ilmu
Di kalangan ulama terdapat beberapa pendapat tentang klasifikasi ilmu. Dalam hadits yang diriwayatkan dari Abdullah bin Amru bin Ash, bahwasanya Nabi SAW bersabda:
"(Pokok) ilmu itu adalah tiga, sedang selebihnya adalah pelengkap (keutamaan). Yaitu: ay at (Al-Qur'an) yang muhkamah (tetap sampai kiamat), sunnah yang ditegakkan dan pembagian harta warisan yang adil':6
Ibnul Qayyim membagi ilmu dalam dua macam, yaitu :
- Ilmu yang memberikan kesempurnaan diri, yaitu ilmu tentang Allah, asma dan sifat-Nya, kitab-kitab, perintah dan larangan-Nya.
- Ilmu yang tidak memberikan kesempurnaan diri, yaitu setiap ilmu yang tidak menimbulkan mudharat jika seseorang tidak mengetahuinya dan juga tidak memberikan manfaat.
Diantara ulama ada yang membagi ilmu pada dua persoalan pokok, yaitu ilmu yang terpuji dan ilmu yang tercela. Yang termasuk ilmu yang terpuji adalah:
- Ilmu Ushul (dasar), yaitu kitabullah, sunnah Rasulullah SAW, Ijma umat dan Perkataan para Shahabat.
- Ilmu Furu' (cabang) yaitu apa yang dipahami dari dasar-dasar ini, berupa berbagai pengertian yang memberikan sinyal kepada akal, sehingga akal dapat memahaminya.
- Ilmu Pengantar, yaitu ilmu yang berfungsi sebagai alat, seperti ilmu nahwu, sharaf, ilmu balaghah yang fungsinya untuk memahami kitabullah dan sunnah Rasulullah SAW.
- Ilmu Pelengkap, seperti ilmu qira'ah, makhraj huruf, ilmu rujalul hadits, dan lain-lain.
Sedang yang termasuk ilmu yang tercela adalah:
- Ilmu yang memudharatkan dan tidak bermanfaat, seperti ilmu sihir dan ilmu nujum (ramalan nasib berdasarkan perbintangan).
- Ilmu materialisme yang bertentangan dengan ilmu kenabian, yang kesemuanya ditujukan untuk kesombongan dan pamer kekuatan.
- Ilmu dunia yang melalaikan akhirat.
- Ilmu yang tidak diamalkan dan disembunyikan oleh pemiliknya.
- Ilmu yang menimbulkan perselisihan dan kedengkian. dan lain-lain.
Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah haditsnya:
"Adapun untuk urusan dunia kalian, maka kalian lebih mengetahui, sedangkan untuk urusan dien ini, maka kembalikanlah kepadakul".7
Dari hadits tersebut, maka klasifikasi ilmu dapat digolongkan dalam dua macam yaitu:
- Ilmu Dien yang terbagi menjadi dua bagian:
- Yang hukumnya Fardhu Ain, seperti: Ilmu tentang pemahaman akidah dan ibadah yang benar seperti rukun iman dan rukun Islam.
- Yang hukumnya Fardhu Kifayah, seperti; ilmu tafsir, ilmu hadits, ilmu farai'dh, ilmu bahasa dan lain-lain.
- Ilmu Duniawi, yaitu segala macam ilmu yang dengan ilmu tersebut tegaklah segala mashlahat dunia dan kehidupan manusia, seperti ilmu kedokteran, ilmu hisab, perdagangan, perang dan lain-lain. Secara umum ilmu duniawi ini hukumnya fardhu kifayah.
Keutamaan Ilmu (Pemmtut Ilmu dan Ulama)
Al-Qur'an dan As-Sunnah banyak menyebutkan keutamaan ilmu dan pemiliknya, di antaranya adalah sebagai berikut:
- Firman Allah:
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Mujadilah [58]: 11)
- Sabda Nabi SAW:
- "Barangsiapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, niscaya Allah akan memudahkan jalan baginya menuju surga"8
- "Jika anak Adam meninggal dunia, maka putuslah semua amalnya kecuali tigaperkara; shadaqah jariyah (yang terns mengalir), ilmu yang bermanfaat dan anak shalih yang mendoakannya"9
- "Barangsiapa yang datang ke masjidku ini hanya untuk suatu kebaikan yang ia pelajari atau ia ajarkannya (kepada orang lain), maka ia akan sederajat dengan para mujahidinfie sabilillah"10
Di antara atsar yang menyebutkan keutamaan ilmu adalah sebagai berikut :
- Duma mi terlaknat dan terlaknat pula penghuninya kecuali orang yang mempelajari kebaikan atau mengajarkannya. (Ka'ab Al-Ahbar)
- Kebaikan adalah bagi orang yang berilmu dan orang yang belajar, sedang yang berada di antara keduanya (tidak belajar dan tidak mengajar), maka ia adalah orang hina yang tidak mempunyai kebaikan. (Khalid bin Ma'dan)
- Belajarlah kamu sekalian sebelum ilmu itu dicabut! Sesungguhnya ilmu itu akan dicabut bersamaan dengan dicabutnya para ulama, dan orang yang berilmu dan yang mempelajarinya memiliki pahala yang sama. (Abu Darda)
- Barangsiapa yang meninggal dunia dalam keadaan menuntut ilmu untuk menghidupkan Islam, maka antara dia dengan para nabi adalah sama, satu derajat di surga (Al-Hasan Al-Bashri)
- Ibnu Mas'ud berkata: Orang yang (mukmin yang) berilmu mempunyai derajat sebanyak 700 derajat di atas derajat orang mukmin. Jarak antara satu derajat dengan derajat lainnya sejauh perjalanan 500 tahun."
- Al-Allamah Ibnul Qayyim menerangkan kelebihan ilmu atas harta:
- Ilmu adalah warisan nabi, sedangkan harta adalah warisan para raja dan orang kaya.
- Ilmu menjaga pemiliknya sedangkan harta hams dijaga oleh pemiliknya.
- Ilmu mengendalikan harta sedangkan harta dikendalikan oleh ilmu, dengan demikian ilmu memerintah sedang harta diperintah.
- Ilmu selalu bertambah jika didermakan dan diajarkan kepada orang lain, sedangkan harta akan hilang percuma jika dibelanjakan, kecuali shadaqah.
Ayat, hadist dan atsar di atas menunjukkan keutamaan ilmu sebagai berikut :
- Ilmu akan mengangkat derajat seseorang mukmin di atas tingkat hamba lainnya (QS. Al-Mujadalah [58] : 11)
- Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga
- Para malaikat akan membentangkan sayap rahmatnya kepada para penuntut ilmu.
- Seluruh makhluk akan memintakan ampun bagi para penuntut ilmu.
- Orang yang menuntut ilmu berada di jalan Allah (fie sabilillah).
- Orang yang mengajarkan ilmu akan mendapatkan balasan pahala seperti pahala orang yang mengamalkan ilmu tersebut.
Fungsi dan Peran Ilmu
- Ilmu merupakan sarana dan alat untuk mengenal Allah. (QS. Muhammad [48]: 19).
- Ilmu akan menunjukkan jalan menuju kebenaran dan meninggalkan kebodohan.
- Ilmu merupakan syarat utama diterimanya seluruh amalan seorang hamba, maka orang yang beramal tanpa ilmu akan tertolak seluruh amalannya. Sebagaimana sabda Nabi SAW: "Barangsiapa yang mengamalkan suatu amalan yang tidak adaperintah (ilmu)nya dari kami, maka amalan tersebut tertolak".11
Imam Nashiruddin Ahmad bin Munir Al-Iskandari berkata: Ilmu adalah syarat benarnya perkataan dan perbuatan, keduanya tidak akan bernilai kecuali dengan ilmu. Maka, ilmu harus ada sebelum perkataan dan perbuatan, karena ilmu adalah pembenar niat, sedangkan amal tidak akan diterima kecuali dengan niat yang benar.12
Sarana Mencari Ilmu
Ada tiga sarana pokok dalam mencari ilmu sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur'an, yaitu:
- As-Sam'u (pendengaran), merupakan asas ilmu dan digunakan baik pada masa penurunan wahyu, penyampaiannya kepada para shahabat maupun kepada kita sekarang.
- Al-Bashar (penglihatan), adalah asas ilmu yang sangat dibutuhkan untuk mengamati sesuatu dan mencobanya.
- Al-Fuad (hati), adalah asas 'aqli (akal) yang hams dimiliki oleh setiap penuntut ilmu.
Allah berfirman dalam Al-Qur'an:
"Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur." (QS. An-Nahl [16]: 78)
Manusia dilahirkan dalam keadaan tidak mengetahui ilmu apapun. Ilmu yang diperolehnya hanya dengan belajar dan belajar menggunakan sarana yang telah dikaruniakan Allah kepadanya. Karunia ini berupa pendengaran, penglihatan dan hati yang berfungsi sebagai jendela untuk melihat, mendengar dan merasakan alam sekitarnya. Maka, barangsiapa yang telah kehilangan ketiga sarana ini atau kehilangan mata dan pendengarannya, maka mereka tidak terkena beban untuk menuntut ilmu, termasuk juga beban-beban syari'at lainnya.
Al-Qur'an juga memberi nasihat dan menerangkan tentang pertanggung-jawaban ketiga komponen ini jika ketiganya tidak dipergunakan sebagaimana mestinya. Allah berfirman:
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. QS. Al-Isra’ [17] : (16).
1 Al-Mufradat Fi Ghoribil Qur’an: 580
2 Majmu’ Fatwa : 10/664
3 At-Ribyan Fi Abdi Hamalatil Qur’an, An-Nawawi: 17
4 Madarijus Salikin, 1/377
5 HR. Ibnu Jama’ah, Ibnu Majah, Ath-Thabrani, Al-Khatib dan lain-lain. Shahih Jami’ush Shaghir :
5264
6 Sunan Abu Daud Juz VIII/473.
7 Ibnu Majah : II/825
8 HR. Muslim
9 HR. Muslim dari Abu Hurairah
10 HR. Ibnu Majah dan Baihaqi dengan sanad La ba’sa bihi
11 HR. Muslim dari ‘Aisyah nin Abu Bakar
12 Fathl Bari Syarah Shahih Bukhori 1/94
kami sekeluarga tak lupa mengucapkan puji syukur kepada ALLAH S,W,T
BalasHapusdan terima kasih banyak kepada MBAH atas nomor togel.nya yang MBAH
berikan 4 angka 7643 alhamdulillah ternyata itu benar2 tembus MBAH.
dan alhamdulillah sekarang saya bisa melunasi semua utan2 saya yang
ada sama tetangga.dan juga BANK BRI dan bukan hanya itu MBAH. insya
allah saya akan coba untuk membuka usaha sendiri demi mencukupi
kebutuhan keluarga saya sehari-hari itu semua berkat bantuan MBAH..
sekali lagi makasih banyak ya MBAH … bagi saudara yang suka main togel
yang ingin merubah nasib seperti saya silahkan hubungi MBAH BAKARO,,di no ((( 082-333-348-575 )))
insya allah anda bisa seperti saya…menang togel 275
juta, wassalam.
dijamin 100% jebol saya sudah buktikan...sendiri....
Kami Berani Bersumpah Bahwa Ini Kisah Nyata Dari Kami Demih Allah Demi Tuhan.
Cuma mbah bakaro.Yg Bisa Membuktikan Angkanya,
Karna Sudah Banyak Dukun2 Yg Kami Hubungi Tidak Ada Satupun Yg Membawakan Hasil.
Jika Anda Ingin Merasakan Kemenangan Dalam Permainan Angka Togel 2D,3D,4D 5D, 6D,di Jamin Tembus 100%.
Bilah Ada Waktu Silahkan Tlpon MBAH BAKARO .Nomor Hp: : 082-333-348-575-