1.topik:kebudayaan dan agama dalam keraton
2.fokus: nilai-nilai agama dan kebudayan jawa dalam dalam keraton kasunan surakarta
3.masalah:
- latar belakang keraton kasunan surakarta.
- pengamalan agama dalam kebudayaan keraton.
- pandangan islam terhadap kebudayaan yang ada dalam keraton.
4. tujuan:
- menjelaskan agama dan budaya yang ada dalam keraton kasunan surakarta
- Mendriskripsikan berbagai bentuk dan tata cara pelaksanan agama dan budaya dalam keraton
- Menjelaskan pengaruh nilai-nilai agama dalam keraton
5. MANFAAT PENELITIAN :
1. Manfaat Teoritis
Temuan hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah ilmu pengetahuan dan kajian lebih mendalam tentang agama dan Budaya yang dilestarikan dalam kehidupan masyarakat jawa serta menemukan pesan moral yang terkandung didalamnya
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber yang signifikan dalam memperoleh informasi dan rekomendasi baik bagi lembaga masyarakat maupun bagi pemerintah dalam mengambil sebuah kebijakan-kebijakan.
6.Tinjauan pustaka:
Dari pengamatan peneliti mengenai agama dan budaya sebagai berikut.
Agama dan kebudayaan mempunyai dua persamaan, yaitu, keduanya adalah sitem nilai dan sistem
simbol dan keduanya mudah sekali terancam setiap kali ada perubahan. Agama, dalam perspektif ilmu-ilmu sosial adalah sebuah sistem nilai yang memuat sejumlah konsepsi mengenai konstruksi realitas, yang berperan besar dalam menjelaskan struktur tata normatif dan tata sosial serta memahamkan dan menafsirkan dunia sekitar. Sementara seni tradisi merupakan ekspresi cipta, karya, dan karsa manusia (dalam masyarakat tertentu) yang berisi nilai-nilai dan pesan-pesan religiusitas, wawasan filosofis dan kearifan lokal (local wisdom).
Oleh karena itu, biasanya terjadi dialektika antara agama dan kebudayaan tersebut. Agama memberikan warna (spirit) pada kebudayaan, sedangkan kebudayaan memberi kekayaan terhadap agama. Namum terkadang dialektika antara agama dan seni tradisi atau budaya lokal ini berubah menjadi ketegangan. Karena seni tradisi, budaya lokal, atau adat istiadat sering dianggap tidak sejalan dengan agama sebagai ajaran Ilahiyat yang bersifat absolut.(http://pemikiranislam.wordpress.com)
7. LANDASAN TEORI
Kebudayaan cenderung diikuti oleh masyarakat pendukungnya secara turun-temurun dari generasi ke generasi berikutnya, meskipun sering terjadi anggota masyarakat itu datang silih berganti disebabkan munculnya bermacam-macam faktor, seperti sekatenan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan antropologis, yaitu pendekatan yang menggunakan nilai-nilai yang mendasari perilaku tokoh sejarah, status dan gaya hidup, sistem kepercayaan yang mendasari pola hidup dan sebagainya. Dengan pendekatan ini, penulis mencoba memaparkan situasi dan kondisi masyarakat yang meliputi kondisi sosial budaya dan kondisi keagamaannya. Antropologi memberi bahan prehistoris sebagai pangkal bagi tiap penulis sejarah. Kecuali itu, konsep-konsep tentang kehidupan masyarakat dikembangkan oleh antropologi, akan memberi pengertian untuk mengisi latar belakang dari peristiwa sejarah yang menjadi pokok penelitian. Pendekatan antropologi dalam memahami agama dapat diartikan sebagai salah satu upaya memahami agama dengan cara melihat wujud praktek keagamaan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat.
Teori adalah kreasi intelektual, penjelasan beberapa fakta yang telah diteliti dan diambil prinsip umumnya. Dalam Poerwadarminta, teori adalah asas-asas dan hukum-hukum umum yang menjadi dasar sesuatu kesenian atau ilmu pengetahuan. ( www.Yasin- Achmad.blogspot.com)
8. Sumber data :
peneliti akan mencari data dari dokumen dan masaratan kerato kasunan surakarta.
Jenis penelitian ini berupa penelitian lapangan dengan menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian yang prosedurnya menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata yang tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang diamati”. (Robert Begdan dan Steven J yang dikutip Lexy Moelong, 1995:3)
9. METODE PENGUMPULAN DATA
Metode yang akan digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:
a. Metode Observasi
Metode Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada penelitian. (Handari Nawawi, 1990:100).
b. Metode Interview atau wawancara
wawancara dilakukan dengan bertatap muka dan mendengarkan secara langsung informasi-informasi dan keterangan-keterangan. Penulis akan melakukan tanya jawab secara langsung kepada abdi dalem.
10. ANALISIS DATA
Analisis data menurt Lexy. J. Moelong adalah “Proses mengatur urutan data, mengorganisasikan ke dalam suatu pola, kategori dan uraian dasar, sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja yang disaran untuk menganalisis data”.(Lexy J. Moelong, 1995: 112). Untuk menganalisis yang terkumpul penulis akan menggunakan analisis deskriptif kualitif. Artinya, data yang muncuk berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang atau perilaku yang diamati yaitu melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi yang diproses melalui pencatatan dan lain-lain yang kemudian disusun dalam teks yang diperluas. (Miles, M.B, and AM. Huberman, 1992:15).
Data yang diperoleh akan dianalisis secara berurutan dan interaksionis yang terdiri dari tiga tahap, yaitu: (1) reduksi data, (2) penyajian data, dan (3) penarikan kesimpulan atau verifikasi. (Miles, MB., And AM. Huberman, 1992:16).
Pertama, setelah pengumpulan data selesai dilakukan, langkah selanjutnya adalah reduksi data yaitu menggolongkan , mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan pengorganisasian sehingga data terpilah-pilah. Kedua, data yang telah direduksi akan disajikan dalam bentuk narasi. Ketiga, penarikan kesimpulan dari data yang telah disajikan pada tahap kedua dengan mengambil kesimpulan.
Metode berfikir yang akan penulis gunakan untuk menganalisa penelitian ini adalah metode penelitian Induktif dan Deduktif. Metode deduktif adalah suatu penarikan kesimpulan yang dimulai dari pernyataan yang bersifat khusus menuju pada pernyataan yang sifatnya umum (Arikunto, 1992: 159). Sedangkan metode Induktif yaitu suatu penarikan kesimpulan yang dimulai dari pernyataan umum menuju pada pernyataan yang sifatnya khusus” (Sutrisno Hadi, 1993: 97).(www.Yasin- Achmad.blogspot.com)
10. DAFTAR PUSTAKA
-Koentjaraningrat, Kebudayaan Jawa ( Jakarta: Balai Pustaka, 1984 ), hlm. 322.
-A. Syahri, Implementasi Agama Islam Pada Masyarakat ( Jakarta: Depag, 1985), hlm. 2.
-Budiono Herusatoto, Simbolisme Dalam Budaya Jawa (Yogyakarta: Hanindita 2001), hlm. 1.
-Clifford Geertz, Abangan, Santri dan Priyayi Dalam Masyarakat Jawa, Terj. Aswab Mahasin (Jakarta: Pustaka Jawa, 1983), hlm. 8.
-Sartono Kartodirjo, Pendekatan Ilmu Sosial dalam Pendekatan Sejarah (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1991), hlm. 4.
-Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1990), hlm. 35-36 & 44
-Abudin Nata, Metodologi Studi Islam (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1999), hlm. 35.
-W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1976), hlm. 1054.
-Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah: Dasar Metode dan Tehnik (Bandung: Tarsito, 1980), hlm. 123 & 135
-( www.Yasin- Achmad.blogspot.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar